Gas Air Mata Menyebabkan Banyak Korban Dalam Tragedi Kanjuruhan

Mastah, Gas Air Mata Menyebabkan Banyak Korban Dalam Tragedi Kanjuruhan – Dikatakan bahwa gas air mata menyebabkan banyak korban dalam tragedi Kanjuruhan. Viral, momen pendukung meneriaki polisi saat meminta tidak ditembak.
Tragedi Kanjuruhan terjadi usai laga Arima FC melawan Persibaya Surabaya di Malang, Sabtu (10/1/2022) malam, Sabtu. Pihak berwenang menanggapi secara brutal serbuan fans tuan rumah, yang memprotes setelah Idan Senju kalah 2-3,.

Para petugas mendorong para penggemar dengan keras, akhirnya menembakkan gas air mata ke lapangan dan tribun. Akibatnya, para penggemar yang panik keluar dari stadion dan menyebabkan banyak orang berlari hingga terengah-engah.

Menurut data polisi, hingga 125 orang tewas di stadion – tragedi sepak bola terbesar ketiga di dunia.

Setelah kejadian itu, banyak yang menyoroti penggunaan gas air mata oleh pihak berwenang. Karena FIFA sendiri telah memberlakukan larangan penggunaan barang-barang tersebut dalam Pasal 19 Peraturan Keselamatan dan Keamanan Stadion FIFA.

 

Di media sosial, para penggemar tampak basah kuyup karena ditembak dengan gas air mata. Beberapa bahkan meminta polisi untuk berhenti menembaki penonton, tetapi mereka meneriaki mereka.

@adilah_iqbal mengunggah video seorang teman yang terlihat meminta petugas untuk tidak menembakkan gas air mata. Namun, seorang suporter yang terlihat mengenakan jersey Arema FC ditegur petugas dan diminta keluar stadion. detikSport telah mendapatkan izin untuk menggunakan video tersebut.

“Salah satu teman saya sekarang di lapangan dan berbicara tentang tidak menggunakan gas air mata di tribun karena seorang anak kecil terpengaruh, jadi apa yang dia dapatkan? Dia tweeted.

Selain itu, akun @adilah_iqbal juga mengunggah foto temannya usai kecelakaan di Kanjuruhan. Tubuh temannya memar akibat pukulan yang diterimanya.

Terkait penggunaan gas air mata, Kapolri Jenderal Listyo Sijit Prabowo berjanji akan mengkaji ulang prosedur operasi standar dan langkah-langkah yang dilakukan petugas di lapangan dalam tragedi Kanjuruhan.

“Tim tentunya akan mendalami standar operasional prosedur dan langkah-langkah yang telah diterapkan oleh tim kerja atau tim keamanan yang menjalankan tugasnya selama pelaksanaan pertandingan. Tentunya tahapan saat ini akan diaudit,” Surat kabar Nasional mengatakan. Kapolres di Stadion Kanjuruhan Malang, Minggu (10/10). 9), seperti dilansir detikJatim.

Pemerintah sendiri saat ini sedang membentuk tim pencari fakta gabungan independen untuk tragedi Kanjuruhan. Penyelidikan langsung dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfouz.

Kelompok suporter Arema, Aremania memperkirakan jumlah korban jiwa tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, jauh melebihi data resmi pemerintah. Mereka pun membentuk tim pencari fakta untuk menggali data yang sebenarnya.
Salah satu perwakilan Aremania Dadang Indarto mengatakan dari temuan awal yang dimiliki organisasinya, jumlah korban meninggal dunia tragedi Stadion Kanjuruhan bisa lebih dari 200 orang.

“Kalau data yang dikeluarkan pemerintah sekarang 125 korban meninggal dunia, kami memperkirakan itu lebih. Kalau mejurut perkiraan kami di atas 200,” kata Dadang di Malang, Senin (3/10).

 

SCROLL TO RESUME CONTENTDadang menyebut perkiraan angka itu adalah temuan awal setelah pihaknya mendapatkan informasi dari Aremania Malang Raya dan sekitarnya.

Sebagian korban yang meninggal, kata Dadang, ialah mereka yang langsung dibawa rekannya pulang ke daerah usai kejadian. Mereka tak sempat dibawa ke rumah sakit.

“Karena banyak jenazah yang langsung dibawa pulang. Di Probolinggo ada 7, di Pasuruan ada 3, bisa lebih,” ucapnya.

Kini Aremania pun membentuk tim independen pencari fakta, yang bertugas untuk mengumpulkan data kematian korban dari seluruh wilayah.

“Kami membentuk Tim Aremania Pencari Fakta, itu nantinya akan kami sinkronkan. Kami akan komunikasi antar daerah bukan hanya di Malang Raya saja. Dari Banyuwangi, Madiun, Pasuruan, Blitar, Kediri dan Jombang,” kata dia.

Ia pun meminta pemerintah transparan dalam menyampaikan data yang sebenarnya ke publik.

“Kami memaklumi kalau data [kematian] itu di-publish, maka ini bukan hanya kasus sepak bola Indonesia, tapi menunjukkan lemahnya negara melindungi rakyatnya,” pungkas dia.

Belum ada pernyataan dari pihak lain terkait pernyataan Aremania soal korban tersebut.

Sebelumnya Dinas Kesehatan Kabupaten Malang mengumumkan jumlah korban jiwa tragedi Kanjuruhan ada 125 orang. Korban luka berat 39 orang dan luka ringan 260 orang.

Data resmi pemerintah pusat juga saat ini menyebutkan angka korban tewas sebanyak 125 orang. Sebelumnya disebutkan ada 127 atau 131 orang korban tewas. Belakangan disebutkan perbedaan angka itu karena ada nama ganda.