Bagaimana Terjadinya Meteoroid?

Meteoroid adalah batu-batu yang lebih kecil dari asteroid berada di tata surya tetapi lebih besar dari molekul. Sedangkan meteorit adalah meteoroid yang berhasil mencapai permukaan planet bumi. Sedangkan meteor merupakan sebutan untuk batu meteoroid yang masih berada di atmosfer bumi. Biasanya kita menyebut meteor di atmosfer ini sebagai bintang jatuh, karena cahaya yang bersinar terang.

Jalur cahaya terang ini akibat meteoroid memanas dan menguap sebagian atau seluruhnya. Gas-gas di sepanjang lintasan meteoroid akan terionisasi dan bercahaya. Nah, jejak dari gas yang bercaya inilah biasanya disebut bintang jatuh atau meteor.

Apabila batu meteoroid ini sangat besar dan memasuki atmosfer bumi serta tidak habis hingga permukaan bumi, maka batu meteor ini disebut meteorit. Di Indonesia sendiri, ada meteoroid yang dapat dilihat di Museum Geologi Bandung.

Pembahasan meteoroid

Sama halnya dengan asteroid, para ilmuwan belum bisa memahami sepenuhnya mengenai bagaimana kehidupan awal terbuatnya zat organik yang tida hidup, dapat tumbuh dan berkembang di Bumi. Namun, para ilmuwan sebagian besar percaya melalui penelitian pada meteoroid yang jatuh ke bumi menemukan adanya senyawa organik yang berbasis karbon dan pernah memiliki air.

Asteroid yang mendarat di bumi pada zaman dulu dipercaya memberikan materi pembentuk yang membantu dimulainya kehidupan di planet bumi. Asteroid yang lebih kecil disebut sebagai meteoroid yang biasanya hasil dari pecahan asteroid, sehingga komposisi materinya sama.

Meteoroid merupakan materi yang berputar di sekitar matahari atau benda di ruang angkasa antarplanet, yang ukurannya tidak sebesar asteroid atau komet. Untuk partikel yang lebih kecil disebut sebagai micro-meteoroid atau butir debu kosmik. Micro-meteoroid ini hasil dari pecahan antar bintang di angkasa.

Menurut para pakar, meteoroid ini sebagian besar berasal dari dari asteroid. Salah satu pecahan meteorit yang pernah sampai di bumi diyakini berasal dari asteroid 4 Vesta, sebagian lagi dari pecahana komet. Meteorit terbesar yang pernah ditemukan sebesar bilik telepon umum yang pasti berbahaya apabila menimpa makhluk di bumi.

Komposisi meteoroid

Melalui meteorit kita dapat melihat komposisi yang terbentuk dari meteoroid. Karena memang kedua penyebutannya merujuk pada benda yang sama. Pada dasarnya, ada dua jenis meteorit yaitu besi dan batuan. Masing-masing berdasarkan kandungan nya, dimana meteorit besi berjumlah 4,8% dari yang pernah ditemukan. Sedangkan meteorit batuan 94% dari jumlah meteorit yang pernah ditemukan.

1. Meteorit besi

Meteorit besi ini terbuat dari campuran besi dan nikel kristal. Para ilmuwan mempercayai bahwa kandungan ini sama seperti kandungan pada inti luar bumi. Kedua campuran ini memiliki suhu yang berbeda dari bahan yang ditemukan di bumi. Untuk membentuk campuran seperti ini diperkirakan butuh pendinginan hingga 1 derajat/juta tahun agar campuran dapat memadat. Hal ini tidak mungkin terjadi pada suhu permukaan bumi sekarang dan hanya bisa terjadi pada inti cair sebuah planet.

2. Meteorit batuan

Sedangkan batuan memiliki beberapa jenis yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga sub. Meteorit batuan diantaranya adalah chondrites yang mengandung chondrules, condrities kabon yang mengandung chondrules bersamaan dengan mineral volatile dan achondrites yang tidak mengandung chondroles.

Selain dari dua jenis meteorit diatas, ada pula jenis meteorit yang sangat langka dan hanya berjumlah 1,2% dari jumlah meteorit yang pernah ditemukan. Meteorit ini memiliki kandungan campuran antara besi dan batuan.