Skandium (Sc) : Sejarah, Sifat dan Rumus Kimia

Penjelasan Scandium (Sc) : Unsur, Nomor Massa dan Kegunaan

Sejarah Skandium

(Latin: scandia, Scandinavia). Mendeleev telah memprediksi keberadaan unsur ekaboron berdasarkan prinsip sistim periodik yang ditemukannya. Unsur ini diperkirakan memiliki berat atom antara 40 (kalsium) dan 48 (titanium). Elemen skandium ditemukan oleh Nilson pada tahun 1878 di dalam mineral-mineral euxenite dan gadolinite, yang belum pernah ditemukan dimanapun kecuali di Skandinavia. Dengan memproses 10 kg euxenite dan hasil sampingan mineral-mineral langka lainnya, Nilson berhasil memproduksi 2 gram skandium oksida murni. Ilmuwan-ilmuwan berikutnya kemudian menunjukkan bahwa skandium yang ditemukan Nilson sama dengan ekaboronnya Mendeleev.

Keterangan Unsur Skandium

  • Simbol: Sc
  • Radius Atom: 1.62 Å
  • Volume Atom: 15 cm3/mol
  • Massa Atom: 44.9559
  • Titik Didih: 3109 K
  • Radius Kovalensi: 1.44 Å
  • Struktur Kristal: Heksagonal
  • Massa Jenis: 2.99 g/cm3
  • Konduktivitas Listrik: 1.5 x 106 ohm-1cm-1
  • Elektronegativitas: 1.36
  • Konfigurasi Elektron: [Ar]3d1 4s2
  • Formasi Entalpi: 16.11 kJ/mol
  • Konduktivitas Panas: 15.8 Wm-1K-1
  • Potensial Ionisasi: 6.54 V
  • Titik Lebur: 1814 K
  • Bilangan Oksidasi: 3
  • Kapasitas Panas: 0.568 Jg-1K-1
  • Entalpi Penguapan: 304.8 kJ/mol

Sumber Sumber Skandium

Skandium ternyata lebih banyak ditemukan di matahari dan beberapa bintang lainnya (terbanyak ke-23) dibandingkan di bumi (terbanyak ke-50). Elemen ini tersebar banyak di bumi, terkandung dalam jumlah yang sedikit di dalam banyak mineral (sekitar 800an spesies mineral). Warna biru pada beryl (satu jenis makhluk hidup laut) disebutkan karena mengandung skandium. Ia juga terkandung sebagai komponen utama mineral thortveitite yang terdapat di Skandinavia dan Malagasi. Unsur ini juga ditemukan dalam hasil sampingan setelah ekstrasi tungsten dari Zinwald wolframite dan di dalam wiikite dan bazzite.

Kebanyakan skandium sekarang ini diambil dari throtvitite atau diekstrasi sebagai hasil produksi pemurnian uranium. Skandium metal pertama kali diproses pada tahun 1937 oleh Fischer, Brunger dan Grienelaus yang mengelektrolisis cairan eutectic kalium, litium dan skandium klorida pata suhu 700 dan 800 derajat Celcius. Kabel tungsten dan genangan seng cair digunakan sebagai elektroda dalam graphite crucible. Skandium muruni sekarang ini diproduksi dengan cara mereduksi skandium florida dengan kalsium metal.

Produksi pertama 99% skandium metal murni diumumkan pada tahun 1960.

Sifat Sifat Skandium

Skandium adalah logam perak-putih yang berubah warna menjadi kekuningan atau kemerahjambuan jika diekspos dengan udara. Elemen ini lunak dan lebih menyerupai itrium dan metal-metal langka lainnya ketimbang aluminium atau titanium. Ia ringan dan memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada aluminium, menjadikannya bahan yang sangat diminati oleh perangcang pesawat antariksa. Skandium tidak terserang dengan campuran 1:1 HNO3 dan 48% HF.

Kegunaan Skandium

Sekitar 20 kg skandium (Sc2O3) sekarang ini digunakan setiap tahun di Amerika untuk memproduksi lampu intensitas tinggi, dan isotop radioaktif 46Sc digunakan sebagi agen pelacak dalam kilang minyak mentah. Skandium ioda yang ditambahkan ke lampu uap merkuri memberikan pancaran sinar mirip matahari yang efisien, yang penting untuk penerangan ruangan atau TV bewarna malam hari.

Penanganan Skandium

Tingkat keracunan skandium masih belum diketahui, oleh karena itu harus ditangani secara hati-hati.