Sebutkan Macam-Macam Cara Pelaksanaan Ibadah Haji

Hello, Kawan Mastah! Bagi seorang muslim, ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang harus dilaksanakan sekali seumur hidup jika mampu. Ibadah haji dilakukan di Kota Mekah, Arab Saudi, dan membutuhkan persiapan yang matang sebelum diberangkatkan. Berikut adalah macam-macam cara pelaksanaan ibadah haji yang perlu diketahui.

1. Ihram

Ihram adalah tindakan memulai ibadah haji dengan mengenakan pakaian khusus dan berniat. Pakaian tersebut terdiri dari kain putih yang menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua kaki bagian bawah. Setelah mengenakan pakaian ihram, jama’ah haji wajib membaca niat dan memulai rangkaian ibadah haji.

Namun, ada beberapa aturan yang harus diperhatikan ketika memakai pakaian ihram. Contohnya, jama’ah haji tidak boleh memotong kuku dan rambut selama memakai pakaian ihram. Selain itu, jama’ah haji perlu menghindari perilaku yang dianggap kurang sopan seperti berkata kasar atau melakukan tindakan kekerasan.

Berdasarkan pandemi COVID-19 yang sedang terjadi, jama’ah haji juga perlu menjalani tes PCR dan hasilnya negatif sebelum diberangkatkan untuk memastikan kesehatan dan keamanan selama menjalankan ibadah haji.

2. Tawaf

Tawaf adalah salah satu rukun haji yang wajib dilakukan. Tawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali dengan berputar mengelilingi Ka’bah searah jarum jam. Tawaf pertama dilakukan saat jama’ah haji tiba di Masjidil Haram. Setelah itu, jama’ah haji perlu melakukan tawaf wida’ atau tawaf perpisahan sebelum meninggalkan Mekah.

Ada beberapa aturan yang harus diperhatikan saat melakukan tawaf. Contohnya, jangan berbicara kecuali untuk memuji Allah atau berdoa, dan jangan membicarakan hal-hal yang tidak penting. Selain itu, pakaian yang dikenakan saat tawaf harus bersih dan sopan, serta hindari memotong jalur orang lain dan melakukan tindakan yang merusak kebaktian orang lain.

3. Sa’i

Sa’i adalah rukun haji selanjutnya yang harus dilakukan setelah selesai melakukan tawaf. Sa’i adalah jalan-jalan antara Bukit Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali. Jalannya mulai dimulai dari Bukit Shafa dan berakhir di Marwah. Sa’i dilakukan untuk mengenang perjuangan Hajar dalam mencari air bagi anaknya Ismail setelah ditinggal oleh Nabi Ibrahim.

Sama seperti tawaf, ada aturan yang harus diperhatikan saat melakukan sa’i. Pakaian yang dikenakan harus sopan dan bersih, serta hindari tindakan yang merusak kebaktian orang lain. Selain itu, saat melakukan sa’i, jama’ah haji wajib tetap memperhatikan protokol kesehatan untuk menghindari penularan COVID-19.

4. Mabit

Mabit adalah istilah yang digunakan untuk menginap di Mina pada tanggal 8 Dzulhijjah, malam setelah melakukan ziarah ke Makam Nabi Ibrahim dan Sa’i. Di Mina, jama’ah haji tinggal dalam tenda-tenda sederhana yang disediakan oleh pemerintah Arab Saudi. Di sini, jama’ah haji berdoa dan bersiap-siap untuk melakukan wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Di Mina, jama’ah haji perlu memperhatikan pemerintah dan petugas yang telah ditunjuk. Jama’ah haji juga harus mematuhi aturan dan menjaga kebersihan di lingkungan tenda.

5. Wukuf di Arafah

Wukuf di Arafah adalah salah satu rukun haji yang paling penting. Wukuf dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah di dataran Arafah di luar Kota Mekah. Saat melakukan wukuf, jama’ah haji berdiri dari waktu Dzuhur hingga waktu Maghrib sambil berdoa dan memohon ampunan atas dosa-dosanya.

Sama seperti rukun haji yang lain, wukuf di Arafah juga memiliki aturan yang harus diperhatikan. Misalnya, jangan berbicara kecuali untuk memuji Allah atau berdoa, dan hindari tindakan yang dapat merusak kebaktian orang lain.

6. Menginap di Muzdalifah

Sesudah selesai wukuf, jama’ah haji melakukan perjalanan ke Muzdalifah untuk menginap di sana. Di sini, jama’ah haji tidur di tenda-tenda sederhana dan melaksanakan shalat maghrib dan isya secara berjamaah. Selain itu, jama’ah haji juga mengumpulkan batu kerikil yang digunakan saat melontar jumrah di Mina.

Di Muzdalifah, jama’ah haji wajib memperhatikan aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Jama’ah haji juga diminta menjaga kebersihan lingkungan dan tidak merusak fasilitas yang telah disediakan.

7. Melontar Jumrah

Melontar Jumrah adalah tindakan melempar tiga buah jumrah (tiang) dengan batu kerikil yang telah dikumpulkan di Muzdalifah. Pada hari pertama melontar jumrah, jama’ah haji melempar jumrah yang terletak di dekat Masjid Namirah. Pada hari kedua dan ketiga, jama’ah haji melempar jumrah di Mina.

Selama melontar jumrah, jama’ah haji perlu memperhatikan keselamatan diri dan orang lain di sekitarnya. Hindari melempar jumrah dengan sembarang arah atau kekuatan sehingga dapat membahayakan orang lain.

8. Mengurbankan Hewan

Setelah melontar jumrah, jama’ah haji wajib mengurbankan hewan qurban sebagai tanda syukur atas selesainya ibadah haji. Qurban dilakukan di Mina dan dagingnya dibagi-bagikan kepada orang-orang yang membutuhkan.

Jama’ah haji perlu memperhatikan aturan yang ada dalam pelaksanaan qurban. Misalnya, hewan qurban harus dipilih yang sehat dan tidak cacat, serta memperhatikan tata cara penyembelihan yang benar.

9. Tahalul

Tahalul adalah tindakan melepas pakaian ihram dan memotong rambut sebagai tanda selesainya ibadah haji. Tahalul dilakukan setelah selesai melontar jumrah.

Di sini, jama’ah haji perlu memperhatikan aturan dalam melepas pakaian ihram dan memotong rambut. Misalnya, memotong rambut harus merata dan tidak boleh meninggalkan bagian tertentu.

10. Tawaf Ifadhah

Tawaf Ifadhah adalah tawaf yang dilakukan setelah selesai melontar jumrah. Tawaf ini merupakan bagian dari rukun haji yang wajib dilaksanakan. Setelah tawaf Ifadhah, jama’ah haji melakukan sa’i di antara Bukit Shafa dan Marwah.

Sama seperti tawaf yang lain, tawaf Ifadhah mempunyai aturan tertentu yang harus diperhatikan. Jama’ah haji juga harus memperhatikan protokol kesehatan yang diberlakukan dalam melakukan tawaf Ifadhah.

11. Minum Air Zamzam

Air zamzam adalah air khas dari sumur zamzam di Masjidil Haram Mekah. Air ini dipercaya memiliki khasiat kesehatan dan keberkahan. Jama’ah haji wajib minum air zamzam selama di Mekah, terutama setelah melaksanakan tawaf dan sa’i.

Selain diminum, air zamzam juga dapat dibawa pulang sebagai oleh-oleh dari Mekah. Jama’ah haji perlu memperhatikan aturan yang ada dalam membawa air zamzam sebagai oleh-oleh.

12. Ziarah ke Makam Rasulullah SAW

Setelah selesai melaksanakan rukun haji, jama’ah haji juga bisa melakukan ziarah ke makam Rasulullah SAW di Kota Madinah. Di sini, jama’ah haji bisa mengucapkan salam dan berdoa di depan makam Rasulullah SAW.

Jama’ah haji perlu memperhatikan aturan yang ada dalam melakukan ziarah ke makam Rasulullah SAW. Misalnya, jangan mengambil foto di dalam masjid dan hindari tindakan yang merusak fasilitas di sekitar makam Rasulullah SAW.

13. FAQ: Apa itu Mabit dan Mengapa Harus Dilakukan?

Pertanyaan Jawaban
Apa itu Mabit? Mabit adalah istilah yang digunakan untuk menginap di Mina pada tanggal 8 Dzulhijjah, malam setelah melakukan ziarah ke Makam Nabi Ibrahim dan Sa’i.
Mengapa harus dilakukan Mabit? Mabit dilakukan untuk mempersiapkan diri fisik dan mental sebelum menjalankan wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.

14. FAQ: Bagaimana Cara Melakukan Sa’i?

Pertanyaan Jawaban
Bagaimana cara melakukan sa’i? Sa’i dilakukan dengan berjalan di antara Bukit Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali, dimulai dari Bukit Shafa dan berakhir di Marwah.
Apa aturan yang harus diperhatikan saat melakukan sa’i? Saat melakukan sa’i, jama’ah haji wajib memperhatikan protokol kesehatan untuk menghindari penularan COVID-19 dan memperhatikan tingkah laku yang tidak sopan.

15. FAQ: Apa Itu Tahalul?

Pertanyaan Jawaban
Apa itu tahalul? Tahalul adalah tindakan melepas pakaian ihram dan memotong rambut sebagai tanda selesainya ibadah haji.
Apa aturan yang harus diperhatikan saat melakukan tahalul? Di sini, jama’ah haji perlu memperhatikan aturan dalam melepas pakaian ihram dan memotong rambut. Misalnya, memotong rambut harus merata dan tidak boleh meninggalkan bagian tertentu.

16. FAQ: Apa yang Harus Dilakukan Selama Melaksanakan Ibadah Haji di Mina?

Pertanyaan Jawaban
Apa yang harus dilakukan selama melaksanakan ibadah haji di Mina? Jama’ah haji perlu memperhatikan pemerintah dan petugas yang telah ditunjuk. Jama’ah haji juga harus mematuhi aturan dan menjaga kebersihan di lingkungan tenda.
Apa aturan pada saat melontar jumrah di Mina? Selama melontar jumrah, jama’ah haji perlu memperhatikan keselamatan diri dan orang lain di sekitarnya. Hindari melempar jumrah dengan sembarang arah atau kekuatan sehingga dapat membahayakan orang lain.

17. FAQ: Apa yang Harus Dilakukan Setelah Pelaksanaan Ibadah Haji?

Pertanyaan Jawaban
Apa yang harus dilakukan setelah pelaksanaan ibadah haji? Setelah pelaksanaan ibadah haji, jama’ah haji bisa melakukan ziarah ke makam Rasulullah SAW di Kota Madinah.
Bagaimana melakukan ziarah ke makam Rasulullah SAW? Jama’ah haji perlu memperhatikan aturan yang ada dalam melakukan ziarah ke makam Rasulullah SAW. Misalnya, jangan mengambil foto di dalam masjid dan hindari tindakan yang merusak fasilitas di sekitar makam Rasulullah SAW.

18. FAQ: Kenapa Ihram Harus Dipakai Saat Melaksanakan Ibadah Haji?

Pertanyaan Jawaban
Kenapa ihram harus dipakai saat melaksanakan ibadah haji? Ihram adalah tindakan memulai ibadah haji dengan mengenakan pakaian khusus dan berniat. Pakaian tersebut terdiri dari kain putih yang menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua kaki bagian bawah. Hal ini dimaksudkan agar semua jama’ah haji memiliki tampilan yang sama tanpa membedakan kaya atau miskin.
Apa yang harus diperhatikan ketika memakai pakaian ihram? Jama’ah haji tidak boleh memotong kuku dan rambut selama memakai pakaian ihram. Selain itu,

Sebutkan Macam-Macam Cara Pelaksanaan Ibadah Haji