Jagat Raya : Teori Terbentuknya Alam semesta

Jagat raya yang merupakan istilah lain dari alam semesta, di mana merupakan suatu ruang benda-benda langit termasuk bumi. Jika kita melihat, jagat raya memiliki miliyaran bintang, planet, komet, meteor, dan satelit alam. Tak hanya benda material, melainkan juga terdapat kabut, debu, hingga gas yang betebaran di langit. Inilah alam semesta yang disebut sebagai ruang tanpa batas jika dilihat dengan mata telanjang.

Alam Semesta Terbentuk

Jika ditanyakan bagaimana alam semesta itu terjadi? Kenapa ada benda-benda yang beterbangan di langit? Hal ini bisa dijelaskan dengan adanya tiga teori mengenai pembentukan alam semesta atau jagat raya.

1. Teori Keadaan Tetap

Di dalam teori keadaan tetap menyebutkan bahwa alam semesta dimulai adanya laju tetap yang mana aka nada materi-materi yang terus tercipta. Sehingga di dalam ruang tertentu terdapat materi yang jumlahnya konstan. Teori yang disampaikan oleh Fred Hoyle, Herman Bondi, dan Thomas Gold mengungkapkan dalam Teori Keadaan Tetap, bahwa alam semesta ini tak berawal dan tak berakhir.

Artinya, bahwa di mana pun (ruang angkasa), setiap saat, aka nada hal-hal baru yang tercipta untuk membentuk kesinambungan di ruang angkasa. Tak heran kalau selalu ada penemuan-penemuan baru di luar angkasa sana. Bahkan beberapa penemuan yang diungkapkan NASA pun bukan berarti tidak ada temuan baru lagi. Akan selalu ada hal baru yang akan ditemukan nanti.

Beberapa temuan baru tersebut akan memicu tekanan yang dapat memaksa alam semesta dan mengalami pemuaian secara terus-menerus. Selanjutnya, bahan tersebut akan memadat dan menjadi sebuah galaksi yang akan mengisi kekosongan. Kekosongan ini ditimbulkan karena adanya pemuaian yang terjadi pada ruang angkasa.

2. Teori Dentuman Besar (Big Bang)

Berbeda dengan teori sebelumnya, bahwa alam semesta terjadi karena adanya suatu ledakan yang sangat besar dan disebut sebagai Big Bang! Ledakan itu pun menyebabkan terciptanya galaksi-galaksi tanpa batas.

Teori ini dianggap sebagai teori yang paling populer di antara teori lainnya. Yang mana teori ini diungkap pada tahun 1927 oleh Abbe Georges Lemaitre, kosmologi Belgia. Perlu diketahui juga, bahwa Lemaitre dianggap sebagai orang pertama yang mengungkapkan teori pembentukan semesta.

Penjelaan tentang teroi big bang berasal dari sesuatu yang sangat padat dan panas. Kepadatan yang sangat rapat ini membuat benda tersebut tidak memiliki ruang untuk zat lain, sehingga menyebabkan ledakan. Ledakan itu akhirnya mengembang dan membesar. Hal ini terjadi sekitar 13 miliar tahun yang lalu dan terbentuklah semesta sampai saat ini.

3. Teori Kabut (Teori Nebula)

Istilah lain dari teori kabut adalah teori nebula. Teori ini diungkapkan oleh Emanuel Swedenborg pada tahun 1734. Merasa tidak puas dengan teori Emanuel, akhirnya teori ini disempurnakan oleh Immanuel Kant pada tahun 1775.

Secara garis besar, teori ini mengungkapkan adanya pembentukan tata surya yang terbentuk dari bola kabut gas yang besar. Kemudian, ada beberapa materi yang terpisah. Bola gas raksasa itu disebut sebagai matahari, dan materi-materi yang terpisah itu adalah planet dan beberapa satelit, termasuk bumi.

Jadi, bisa dikatakan bahwa teori nebula ini, bahwa planet-planet ini merupakan materi yang sama dengan matahari namun setelah terpisah menjadi materi yang berbeda, yang mungkin dikarenakan suhu yang berbeda. Begitu juga dengan satelit-satelit yang merupakan materi yang terpisah dari planet.

4. Teori Bintang Kembar

Teori yang dikemukanan pada tahun 1930 ini dikemukakan oleh R.A. Lyttleton yang merupakan seorang astronom dari berkebangsaan Inggris. Bermula adanya matahari kembang yang merupakan bintang raksasa dengan orbit saling mengelilingi. Salah satu dari matahari itu pun tertabrak bintang lain kemudian hancur menjadi beberapa materi kecil yang mana materi tersebut merupakan planet, satelit, bintang, batu, dan materi angkasa lainnya yang mengelilingi matahari yang ada sampai sekarang.

Nah, itulah 4 teori tentang terbentuknya alam semesta jagat raya. Bagaimana? Cukup menark bukan?