Ciri-Ciri Dan Contoh Berpikir Kritis – Pengertian Secara Umum

Berpikir Kritis adalah Kemampuan untuk berpikir jernih dan rasional, yang meliputi kemampuan untuk berpikir reflektif dan independen. Berpikir Kritis dalam bahasa inggris disebut “Critical Thinking” yang memiliki Definisi Berpikir Kritis menurut para ahli yaitu Proses intelektual yang dengan aktif dan terampil mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan dari pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, untuk memandu keyakinan dan tindakan (Scriven & Paul, 1992).

Download Materi Makalah Berpikir Kritis Pdf

Setiap manusia berpikir karena berpikir sudah merupakan sifat dasar manusia. Namun, sebagian besar pikiran manusia itu berat sebelah, menyimpang, parsial (tidak utuh), tak didukung oleh informasi yang cukup, atau memiliki prasangka-prasangka tertentu. Namun demikian, kualitas kehidupan manusia, dan apa yang manusia hasilkan, buat, atau bangun berdasar pada kualitas pikirannya. Sementara itu di sisi lain, pikiran yang bobrok dapat merugikan, baik uang maupun kualitas hidup manusia. Oleh karena itu, pikiran berkualitas yang dimiliki manusia tidaklah datang dengan sendirinya atau “jatuh dari langit” melainkan harus dikembangkan dan dilatih secara sistematis dan tiada henti.

 

Pengertian Berpikir Kritis Secara Umum

Secara sangat sederhana dapat dikatakan bahwa berpikir kritis merupakan cara berpikir mengenai subjek, isi, dan masalah apapun, di mana manusia yang berpikir selalu meningkatkan dan memperbarui kualitas berpikirnya. Upaya ini dilakukannya dengan berbagai analisis, penilaian, dan rekonstruksi yang terampil. Berpikir kritis artinya diarahkan, dikendalikan, diawasi oleh diri sendiri sekaligus merupakan koreksi terhadap diri sendiri. Semua hal tersebut dilakukan secara teliti karena dikendalikan oleh berbagai tolok ukur yang berasal dari pemikiran yang berkualitas. Hal ini berkaitan dengan kemampuan komunikasi yang baik dan kemampuan menyelesaikan masalah yang dimiliki manusia, begitu juga komitmen untuk mengatasi egosentrisme dan sosiosentrisme yang menjadi sifat dasar manusia.

 

Ciri-Ciri Berpikir Kritis

Dalam melakukan analisis, seseorang harus mampu mengidentifikasi (mengenali) tujuan dan mempertanyakan hal yang menjadi subjek analisisnya, begitu juga dengan berbagai informasi, asumsi, konsep utama, sudut pandang, dampak, dan kesimpulannya. Sementara itu, dalam melakukan penilaian, seseorang harus selalu memeriksa penilaian yang telah dilakukannya demi memperoleh penilaian yang jelas/jernih, tepat, teliti, dalam, luas, jujur (adil), bermanfaat, memiliki relevansi dengan segala hal yang ada dalam sebuah subjek atau masalah, dan sesuai dengan jalur pemikiran akal sehat manusia.

Contoh Berpikir Kritis Demokratis

Pada saat bermusyawarah, kegiatan tersebut juga terdapat banyak tindakan yang membutuhkan pemikiran kritis (berpikir kritis). Disitu seseorang dituntut harus berusaha mengeluarkan ide-ide yang ada di pikiran untuk dipertimbangkan oleh seluruh peserta musyawarah. Dalam mempertimbangkan ide tersebut seseorang juga melakukan berpikir kritis karena hal tersebut menyangkut banyak kepentingan bersama apakah itu baik untuk dilaksanakan atau tidak. Dengan begitu maka kegiatan dari musyawarah akan menghasilkan pilihan yang paling bijak bagi kebaikan bersama.

 

Manfaat Fungsi dan Tujuan Berpikir Kritis

Dengan demikian, manusia yang selalu mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya adalah manusia yang selalu mampu :

1. Mengangkat dan mengemukakan berbagai pertanyaan dan persoalan sangat penting dalam hidupnya, serta mampu merumuskan berbagai pertanyaan dan persoalan yang diangkat dengan jelas dan tepat;

2. Mengumpulkan dan menilai berbagai kesimpulan dan cara menyelesaikan masalah menggunakan langkah-langkah tepat dan efektif;

3. Tiba pada berbagai kesimpulan dan cara penyelesaian masalah yang masuk akal seraya terus mengujinya terhadap berbagai tolok ukur dan kriteria yang relevan;

4. Berpikir terbuka terhadap berbagai pandangan lainnya, seraya tiada henti mengenali dan menilai berbagai prasangka, dampak, dan akibat praktis, sejauh yang dibutuhkan;

5. Mampu mengkomunikasikan kepada orang lain mengenai berbagai cara penyelesaian yang telah dilakukannya terhadap banyak masalah kompleks dengan cara yang efektif.