Cara Menghitung Penyusutan: Panduan Lengkap untuk Kawan Mastah

Salam Kawan Mastah, dalam dunia keuangan dan akuntansi, penyusutan atau depresiasi merupakan konsep penting yang tidak boleh diabaikan. Penyusutan adalah pengurangan nilai barang modal atau aset perusahaan dalam periode waktu tertentu. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menghitung penyusutan dengan lengkap dan mudah dipahami. Simak terus, ya!

Apa itu Penyusutan?

Sebelum kita melangkah lebih jauh, mari kita bahas terlebih dahulu apa itu penyusutan. Secara sederhana, penyusutan dapat diartikan sebagai pengurangan nilai suatu aset selama periode waktu tertentu. Aset yang dimaksud bisa berupa gedung, mesin, kendaraan, peralatan, dan lain sebagainya.

Akan tetapi, ada beberapa jenis aset yang tidak disusutkan, misalnya tanah. Hal ini karena nilai tanah cenderung stabil atau bahkan meningkat seiring dengan waktu.

Penyusutan merupakan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan atau organisasi dalam menghitung laba atau rugi. Dalam perhitungan akuntansi, penyusutan dianggap sebagai pengurangan nilai aset, sehingga dapat mengurangi jumlah pajak yang harus dibayarkan. Selain itu, penyusutan juga membantu perusahaan dalam menyusun anggaran dan perencanaan keuangan jangka panjang.

Jenis-jenis Penyusutan

Ada beberapa jenis penyusutan yang umum digunakan oleh perusahaan. Berikut adalah penjelasannya:

Jenis Penyusutan
Penjelasan
Penyusutan Garis Lurus
Penyusutan jenis ini dihitung dengan cara membagi nilai aset dengan usia ekonomisnya.
Penyusutan Saldo Menurun
Penyusutan jenis ini dihitung dengan cara mengurangi nilai aset dengan persentase tetap setiap tahunnya.
Penyusutan Unit Produksi
Penyusutan jenis ini dihitung berdasarkan unit produksi yang dihasilkan oleh aset tersebut.

Dalam artikel ini, kita akan fokus membahas cara menghitung penyusutan garis lurus dan penyusutan saldo menurun.

Cara Menghitung Penyusutan Garis Lurus

Penyusutan garis lurus atau straight-line depreciation merupakan metode penyusutan yang paling umum digunakan oleh perusahaan. Pada metode ini, nilai penyusutan dihitung dengan cara membagi nilai aset dengan usia ekonomisnya.

Usia ekonomis merupakan perkiraan masa pakai suatu aset dan umumnya ditentukan oleh produsen atau pihak yang berwenang. Misalnya, suatu mesin memiliki nilai Rp 10.000.000 dan usia ekonomisnya adalah 5 tahun. Maka, nilai penyusutan setiap tahunnya adalah:

(Rp 10.000.000 / 5) = Rp 2.000.000 per tahun

Sehingga, dalam 5 tahun, nilai aset tersebut akan berkurang sebesar Rp 2.000.000 setiap tahunnya.

Pada metode ini, nilai penyusutan per tahunnya sama setiap tahunnya dan dihitung berdasarkan usia ekonomisnya. Perhitungan penyusutan garis lurus dapat dijelaskan dengan rumus berikut:

Penyusutan garis lurus = (harga beli – nilai sisa) / usia ekonomis

Dimana:

  • Harga beli adalah harga aset ketika dibeli, termasuk biaya pengiriman, pajak, dan sebagainya.
  • Nilai sisa adalah nilai aset ketika habis masa pakainya atau dijual.

Simak contoh perhitungan berikut:

Aspek
Nilai
Harga Beli
Rp 50.000.000
Nilai Sisa
Rp 10.000.000
Usia Ekonomis
5 tahun

Penyusutan garis lurus = (Rp 50.000.000 – Rp 10.000.000) / 5 tahun = Rp 8.000.000 per tahun

Sehingga, nilai aset tersebut akan berkurang sebesar Rp 8.000.000 setiap tahunnya.

Kelebihan dan Kekurangan Penyusutan Garis Lurus

Metode penyusutan garis lurus memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain:

  • Mudah dihitung dan dipahami
  • Nilai penyusutan setiap tahunnya sama
  • Mengurangi jumlah pajak yang harus dibayarkan

Namun, metode ini juga memiliki kekurangan, yaitu:

  • Tidak mempertimbangkan faktor inflasi atau kenaikan harga
  • Tidak memperhitungkan nilai sisa yang mungkin lebih tinggi atau lebih rendah

Cara Menghitung Penyusutan Saldo Menurun

Metode penyusutan saldo menurun atau declining-balance depreciation merupakan metode lain yang umum digunakan dalam perhitungan penyusutan. Pada metode ini, nilai penyusutan dihitung dengan cara mengurangi nilai aset dengan persentase tetap setiap tahunnya.

Nilai penyusutan pada metode ini akan semakin menurun setiap tahunnya, mengikuti nilai buku aset yang semakin mengecil. Perhitungan penyusutan saldo menurun dapat dijelaskan dengan rumus berikut:

Penyusutan saldo menurun = nilai buku awal x persentase

Dimana:

  • Nilai buku awal adalah harga beli aset dikurangi dengan penyusutan tahun-tahun sebelumnya.
  • Persentase adalah persentase amortisasi yang ditentukan sebelumnya.

Pada metode ini, persentase amortisasi biasanya ditentukan dua kali atau tiga kali lebih besar daripada persentase penyusutan garis lurus. Persentase ini akan berkurang setiap tahunnya.

Simak contoh perhitungan berikut:

Aspek
Nilai
Harga Beli
Rp 60.000.000
Nilai Sisa
Rp 10.000.000
Persentase Depresiasi
50%
Usia Ekonomis
5 tahun

Untuk tahun pertama:

Penyusutan saldo menurun = Rp 60.000.000 x 50% = Rp 30.000.000

Untuk tahun kedua:

Penyusutan saldo menurun = (Rp 60.000.000 – Rp 30.000.000) x 50% = Rp 15.000.000

Untuk tahun ketiga:

Penyusutan saldo menurun = (Rp 60.000.000 – (Rp 30.000.000 + Rp 15.000.000)) x 50% = Rp 7.500.000

dan seterusnya, hingga mencapai nilai sisa.

Kelebihan dan Kekurangan Penyusutan Saldo Menurun

Metode penyusutan saldo menurun juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain:

  • Mengurangi jumlah pajak yang harus dibayarkan
  • Nilai penyusutan lebih tinggi pada tahun-tahun awal
  • Mengurangi nilai buku aset dengan lebih cepat

Namun, metode ini juga memiliki kekurangan, yaitu:

  • Tidak mempertimbangkan faktor inflasi atau kenaikan harga
  • Nilai penyusutan setiap tahunnya tidak sama

FAQ

Apa saja aset yang disusutkan?

Aset yang disusutkan antara lain gedung, mesin, kendaraan, peralatan, dan lain sebagainya. Namun, ada beberapa jenis aset yang tidak disusutkan, misalnya tanah.

Bagaimana cara menghitung usia ekonomis?

Usia ekonomis merupakan perkiraan masa pakai suatu aset dan umumnya ditentukan oleh produsen atau pihak yang berwenang. Usia ekonomis dapat dihitung berdasarkan pengalaman sebelumnya atau dengan mengacu pada spesifikasi pabrik.

Apakah nilai sisa selalu sama dengan nol?

Tidak selalu. Nilai sisa merupakan nilai aset ketika habis masa pakainya atau dijual. Nilai sisa dapat berbeda-beda tergantung dari aset yang digunakan dan kondisi pasar saat itu.

Bagaimana cara memilih metode penyusutan yang tepat?

Pemilihan metode penyusutan yang tepat tergantung pada jenis aset yang digunakan, usia ekonomis, dan kebutuhan perusahaan. Ada beberapa metode penyusutan yang dapat dipilih, seperti penyusutan garis lurus, penyusutan saldo menurun, atau penyusutan unit produksi.

Apakah penyusutan mempengaruhi laba atau rugi perusahaan?

Ya, penyusutan merupakan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan atau organisasi dalam menghitung laba atau rugi. Penyusutan dapat mengurangi jumlah pajak yang harus dibayarkan dan membantu perusahaan dalam menyusun anggaran dan perencanaan keuangan jangka panjang.

Kesimpulan

Sekian panduan lengkap mengenai cara menghitung penyusutan untuk Kawan Mastah. Dalam artikel ini, kita telah membahas jenis-jenis penyusutan, cara menghitung penyusutan garis lurus dan penyusutan saldo menurun, serta kelebihan dan kekurangan masing-masing metode. Semoga artikel ini dapat membantu Kawan Mastah dalam melakukan perhitungan penyusutan dengan lebih mudah dan efektif. Terima kasih sudah membaca!

Cara Menghitung Penyusutan: Panduan Lengkap untuk Kawan Mastah