Cara Menghitung PBV: Panduan Lengkap untuk Kawan Mastah

Halo, Kawan Mastah! Apa kabar? Pada kesempatan ini, kami akan memberikan panduan lengkap tentang Cara Menghitung PBV. Bagi kalian yang belum tahu apa itu PBV, singkatnya, PBV (Price Book Value Ratio) adalah rasio yang digunakan untuk menilai apakah harga saham yang dijual di pasar cukup mahal atau murah. Dalam panduan ini, kalian akan mempelajari apa itu PBV, bagaimana cara menghitungnya, dan bagaimana menerapkannya dalam investasi saham kalian. Yuk, simak panduan lengkapnya di bawah ini!

Pengertian PBV

Sebelum membahas lebih lanjut, mari kita memahami secara singkat apa itu PBV. PBV adalah rasio perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per saham. PBV menunjukkan seberapa besar investor membayar untuk setiap rupiah aset yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin rendah rasio PBV suatu perusahaan, semakin murah harga sahamnya.

Contohnya, jika perusahaan ABC memiliki harga saham di pasar sebesar Rp10.000,- per saham dan nilai buku per sahamnya sebesar Rp5.000,- maka rasio PBV dari perusahaan tersebut adalah 2. Dalam hal ini, investor membayar 2 kali lipat dari nilai buku per saham. Semakin rendah nilai PBV suatu perusahaan, semakin besar kesempatan bagi investor untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang.

Cara Menghitung PBV

Setelah memahami apa itu PBV, kini saatnya kita mempelajari cara menghitung PBV. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung rasio PBV, yaitu:

1. Menghitung PBV dengan Rumus Dasar

Untuk menghitung PBV menggunakan rumus dasar, kalian hanya perlu membagi harga saham dengan nilai buku per saham. Rumus PBV adalah:

Rumus PBV
PBV = Harga Saham / Nilai Buku Per Saham

Contohnya, jika harga saham perusahaan ABC = Rp10.000,- per saham dan nilai buku per sahamnya sebesar Rp5.000,- maka PBV dari perusahaan tersebut adalah:

Harga Saham
Nilai Buku Per Saham
PBV
Rp10.000,-
Rp5.000,-
2

Sebagai investor, semakin rendah nilai PBV suatu perusahaan, semakin besar kesempatan bagi kita untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang.

2. Menghitung PBV dengan Aset Bersih per Saham

Cara kedua yang dapat digunakan untuk menghitung PBV adalah dengan menghitung aset bersih per saham dari perusahaan. Aset bersih per saham diperoleh dengan mengurangi total aset perusahaan dengan total liabilitasnya, kemudian dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

Rumus Aset Bersih Per Saham
Aset Bersih Per Saham = (Total Aset – Total Liabilitas) / Jumlah Saham Yang Beredar

Contohnya, jika perusahaan ABC memiliki total aset sebesar Rp10 miliar, total liabilitas sebesar Rp5 miliar, dan jumlah saham yang beredar sebanyak 1 juta lembar, maka aset bersih per sahamnya adalah:

Total Aset
Total Liabilitas
Jumlah Saham Yang Beredar
Aset Bersih Per Saham
Rp10 miliar
Rp5 miliar
1 juta lembar
Rp5.000,-

Setelah mengetahui aset bersih per sahamnya, langkah selanjutnya adalah membagi harga saham perusahaan dengan aset bersih per sahamnya. Contohnya, jika harga saham perusahaan ABC adalah Rp7.500,- per saham, maka PBV dari perusahaan tersebut adalah:

Harga Saham
Aset Bersih Per Saham
PBV
Rp7.500,-
Rp5.000,-
1,5

Dari contoh di atas, PBV perusahaan ABC adalah 1,5 yang berarti harga saham perusahaan ABC dianggap cenderung murah dibandingkan dengan nilai bukunya. Dalam artian, investor masih memiliki peluang untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang.

3. Menghitung PBV dengan Earning per Share (EPS)

Cara terakhir yang dapat digunakan untuk menghitung PBV adalah dengan menggunakan rasio Earning per Share (EPS). EPS adalah rasio yang menunjukkan laba bersih perusahaan yang dihasilkan per saham. Semakin tinggi rasio EPS suatu perusahaan, semakin besar peluang untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang. Berikut adalah rumus PBV dengan rasio EPS:

Rumus PBV dengan Rasio EPS
PBV = Harga Saham per Lembar / EPS per Lembar

EPS dapat dihitung dengan membagi laba bersih perusahaan dengan jumlah saham yang beredar. Contohnya, jika laba bersih perusahaan ABC sebesar Rp2 miliar dan jumlah saham yang beredar sebanyak 1 juta lembar, maka EPS perusahaan adalah:

Laba Bersih
Jumlah Saham Yang Beredar
EPS
Rp2 miliar
1 juta lembar
Rp2.000,-

Setelah mengetahui EPS perusahaan, langkah selanjutnya adalah membagi harga saham dengan EPS perusahaan. Contohnya, jika harga saham perusahaan ABC adalah Rp10.000,- per saham, maka PBV dari perusahaan tersebut adalah:

Harga Saham per Lembar
EPS per Lembar
PBV
Rp10.000,-
Rp2.000,-
5

Dari contoh di atas, PBV perusahaan ABC adalah 5. Nilai PBV yang tinggi menunjukkan bahwa harga saham perusahaan terlalu mahal dibandingkan nilai bukunya. Dalam artian, investor akan kesulitan mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang.

FAQ: Pertanyaan Umum Tentang PBV

1. Apa perbedaan antara PBV dan PER?

PER (Price Earning Ratio) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa mahal atau murah harga saham suatu perusahaan dibandingkan dengan laba bersih per saham yang dihasilkan. Sementara PBV (Price Book Value Ratio) adalah rasio yang digunakan untuk menilai apakah harga saham suatu perusahaan cukup mahal atau murah dibandingkan dengan nilai buku per saham.

2. Apa yang dimaksud dengan nilai buku per saham?

Nilai buku per saham adalah nilai per saham dari aset bersih suatu perusahaan. Nilai buku per saham diperoleh dengan membagi total nilai aset bersih suatu perusahaan dengan jumlah saham yang beredar.

3. Apa yang menjadi pertimbangan dalam menentukan PBV yang baik?

Pertimbangan utama dalam menentukan PBV yang baik adalah kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan. PBV suatu perusahaan bisa dianggap baik jika nilainya rendah dan sejalan dengan kinerja operasional perusahaan.

4. Apa yang harus dilakukan jika PBV suatu perusahaan terlalu tinggi?

Jika PBV suatu perusahaan terlalu tinggi, maka kemungkinan harga saham perusahaan sudah terlalu mahal dibandingkan dengan nilai buku per sahamnya. Biasanya, investor akan menunggu hingga harga saham kembali turun atau mencari perusahaan lain yang PBV-nya lebih rendah.

5. Apakah PBV menjadi satu-satunya faktor yang harus dipertimbangkan dalam investasi saham?

Tidak. PBV hanyalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam investasi saham. Faktor lain seperti kinerja perusahaan, prospek bisnis, dan kondisi pasar juga harus dipertimbangkan agar investasi dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal.

Kesimpulan

Demikian panduan lengkap tentang Cara Menghitung PBV untuk Kawan Mastah. PBV menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan apakah harga saham suatu perusahaan cukup murah atau mahal. Dengan mengetahui PBV suatu perusahaan, investor dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam berinvestasi. Ingat, PBV bukanlah satu-satunya faktor yang harus dipertimbangkan dalam investasi saham. Pelajari juga faktor lain seperti kinerja perusahaan dan kondisi pasar sebelum memutuskan untuk berinvestasi.

Cara Menghitung PBV: Panduan Lengkap untuk Kawan Mastah