Hello Kawan Mastah! Apakah kamu sering merasa kebingungan saat harus menghitung lembur? Tenang saja, dalam artikel ini kami akan membahas cara hitung lembur dengan lengkap dan mudah dipahami. Mari simak pembahasan berikut ini!
Pengertian Lembur
Sebelum membahas cara menghitung lembur, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu pengertian lembur. Lembur adalah waktu kerja yang dilakukan di luar jam kerja normal, sehingga pekerja berhak mendapatkan tambahan penghasilan. Namun, tidak semua pekerja memiliki hak untuk menerima lembur. Biasanya, hak lembur diatur dalam peraturan perusahaan atau perjanjian kerja.
Dalam menghitung lembur, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti jenis lembur, besaran upah lembur, dan perhitungan waktu lembur. Mari kita bahas satu per satu.
Jenis Lembur
Terdapat beberapa jenis lembur yang dibedakan berdasarkan waktu pelaksanaannya, antara lain:
| Jenis Lembur | Keterangan |
|---|---|
| Lembur Faktual | Lembur yang dilakukan karena adanya pekerjaan yang belum selesai pada jam kerja normal. |
| Lembur Terencana | Lembur yang direncanakan dan dijadwalkan sebelumnya oleh perusahaan. |
| Lembur Darurat | Lembur yang dilakukan karena adanya keadaan darurat atau keadaan yang tidak terduga, seperti kerusakan mesin atau kebakaran. |
Dalam perhitungan lembur, jenis lembur ini akan mempengaruhi besaran upah lembur yang diterima oleh pekerja.
Besaran Upah Lembur
Besaran upah lembur biasanya diatur dalam peraturan perusahaan atau perjanjian kerja. Namun, secara umum, besaran upah lembur dihitung berdasarkan perbandingan dengan upah normal yang diterima oleh pekerja. Misalnya, jika upah normal sebesar Rp10.000 per jam, maka upah lembur bisa dihitung 1,5 kali atau 2 kali lipat dari upah normal.
Perhitungan ini dapat berbeda-beda tergantung dari perusahaan atau perjanjian kerja yang berlaku di masing-masing tempat kerja.
Perhitungan Waktu Lembur
Perhitungan waktu lembur dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu perhitungan harian dan perhitungan per jam.
Perhitungan Harian
Perhitungan harian dilakukan ketika lembur dilakukan dalam satu hari kerja yang sama. Misalnya, pekerja harus lembur dari pukul 17.00 sampai pukul 20.00 pada hari Senin.
Perhitungan harian dilakukan dengan mengalikan besaran upah lembur dengan jumlah jam lembur yang dilakukan. Sebagai contoh:
Upah normal: Rp10.000 per jam
Upah lembur: 1,5 kali lipat dari upah normal
Jumlah jam lembur: 3 jam
Dalam hal ini, besaran upah lembur yang diterima oleh pekerja adalah:
Upah lembur = Upah normal x 1,5 x Jumlah jam lembur
= Rp10.000 x 1,5 x 3 jam
= Rp45.000
Perhitungan Per Jam
Perhitungan per jam dilakukan ketika lembur dilakukan pada hari yang berbeda dengan hari kerja normal atau dilakukan pada jam yang tidak sama dengan jam kerja normal. Misalnya, pekerja harus lembur pada hari Sabtu atau pada jam malam.
Perhitungan per jam dilakukan dengan mengalikan besaran upah lembur dengan jumlah jam lembur yang dilakukan. Sebagai contoh:
Upah normal: Rp10.000 per jam
Upah lembur: 2 kali lipat dari upah normal
Jumlah jam lembur: 2 jam
Dalam hal ini, besaran upah lembur yang diterima oleh pekerja adalah:
Upah lembur = Upah normal x 2 x Jumlah jam lembur
= Rp10.000 x 2 x 2 jam
= Rp40.000
Frequently Asked Questions (FAQ)
1. Apakah semua pekerja memiliki hak lembur?
Tidak. Hak lembur biasanya diatur dalam peraturan perusahaan atau perjanjian kerja. Oleh karena itu, tidak semua pekerja memiliki hak untuk menerima lembur.
2. Bagaimana jika saya tidak mendapatkan upah lembur?
Jika kamu yakin bahwa kamu memiliki hak untuk menerima lembur namun tidak mendapatkan upah lembur, kamu bisa melakukan pengaduan kepada pihak manajemen perusahaan atau membawa kasus ini ke Departemen Tenaga Kerja setempat.
3. Apa saja jenis lembur?
Terdapat beberapa jenis lembur yang dibedakan berdasarkan waktu pelaksanaannya, antara lain: lembur faktual, lembur terencana, dan lembur darurat.
4. Bagaimana cara menghitung lembur?
Untuk menghitung lembur, perlu diperhatikan jenis lembur, besaran upah lembur, dan perhitungan waktu lembur. Perhitungan waktu lembur dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu perhitungan harian dan perhitungan per jam.
5. Apa yang harus dilakukan jika terdapat kesalahan dalam perhitungan lembur?
Jika terdapat kesalahan dalam perhitungan lembur, kamu bisa melakukan pengaduan kepada pihak manajemen perusahaan atau membawa kasus ini ke Departemen Tenaga Kerja setempat.
Kesimpulan
Dalam menghitung lembur, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti jenis lembur, besaran upah lembur, dan perhitungan waktu lembur. Jika terdapat kesalahan dalam perhitungan lembur, kamu bisa melakukan pengaduan kepada pihak manajemen perusahaan atau membawa kasus ini ke Departemen Tenaga Kerja setempat. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Kawan Mastah. Terima kasih sudah membaca!